Gerakan sosial kemanusiaan di Kabupaten Sambas, dengan menggerakan motivasi untuk bersedekah membantu sesama di Kabupaten Sambas. Ini Tentang kisah anak-anak yang tak sekolah, hutang yang tak terbayar, kemiskinan yang terbiarkan ...

Hikmah Ibnu Qoyyim; Agar Bisa Bershabar

Ibnu Qoyyim; Agar Bisa Bershabar
Tatkala suatu kesabaran merupakan suatu hal yang dianjurkan, Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa telah menjadikan beberapa faktor yang bisa menjadi penolong dalam kesabaran dan penghantar kepadanya. Tidaklah Allah memerintahkan suatu perkara melainkan Dia akan menolong dalam melaksanakannya, membuat sebab-sebab yang memudahkan dan menolong pelaksanaannya. Demikian pula dalam menurunkan suatu penyakit, Allah pun telah menurunkan obatnya. Kesabaran, meski berat dan menyulitkan bagi setiap jiwa, tetapi memungkinkan untuk dicapai. Kesabaran bisa tercapai dengan dua hal; ilmu dan amal. Dari keduanya timbullah semua jenis obat yang berguna untuk mengobati hati dan badan. Harus ada sebagian dari ilmu dan sebagian dari amal agar tercipta suatu obat yang bermanfaat.

Yang dimaksud dengan sebagian dari ilmu adalah pengertian dalan setiap perintah ada kebaikan, manfaat, kenikmatan dan kesempurnaan, dan pemahaman bahwa dalam setiap larangan ada keburukan, bahaya dan kekurangan. Bila telah mengetahui dua hal ini dengan cukup, kemudian ditambah dengan adanya keinginan yang kuat dan kesadaran yang tinggi serta kemanusiaan, yang digabungkan satu sama lain, niscaya akan timbullah kesabaran dan kesulitan akan menjadi mudah, kepahitan terasa manis, kesakitan terasa sebagai kenikmatan.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kesabaran adalah pertarungan antara akal dan agama dengan hawa nafsu. Dalam pertarungan ini masing-masing bisa mengalahkan musuhnya.

Ada cara untuk memperkuat bagi yang ingin kemenangan ada di pihaknya dan kelemahan pada pihak lawan. Apabila faktor nafsu syahwat untuk melakukan perbuatan terlarang lebih kuat, maka nafsu syahwat akan menang dengan menguasai dirinya, atau menguasai sebagian dari dirinya, atau menguasai dirinya tanpa menguasai dirinya tanpa menguasai hatinya yang masih tetap melawannya dengan mengingatkannya dan berusaha mengarahkannya kepada dzikir dan tafakkur akan perkara yang bermanfaatnya di dunia maupun di akhirat. Apabila ia ingin mengobati dan menyembuhkan penyakit yang mengalahkannya, maka hendaknya ia menguatkan beberapa hal berikut;

Pertama, hendaknya ia melihat pada sesuatu yang menguatkan nafsu syahwatnya, baik jenisnya, jumlahnya dan besarnya, yang selanjutnya hendaknya ia mengurangi dengan berpuasa. Kerena puasa bisa melemahkan kekuatan nafsu syahwat dan menghancurkannya. Apalagi jika dalam berbuka ia makan dengan secukupnya.

Kedua, hendaknya menghindari sesuatu yang mengajak pada perbuatan tersebut, yaitu pandangan, karena pandangan bisa mengajak hati untuk berbuat syahwat. Dalam Al-Musnad diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Pandangan itu adalah anak panah beracun dari panah-panah iblis.”
Anak panah ini diarahkan oleh iblis ke arah hati. Tiada perisai lain selain menjaga pandangan atau berhati-hati dalam mengarahkan pandangan mata.

Ketiga, memenuhi kebutuhan jiwa dengan kenikmatan yang mubah, yang disediakan sebagai pengganti yang haram. Sesunggungnya hati membutuhkan setiap hal-hal yang diingininya, yang telah dihalalkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa baginya.

Keempat, memikirkan adanya kerusakan duniwawi yang disebabkan oleh perbuatan tersebut. Meski seandainya tidak ada Surga maupun Neraka, sebenarnya dalam kerusakan duniawi yang ditimbulkan ada hal yang menunjukkan larangan untuk melakukan perbuatan tersebut. Apabila kita ingin menyebut satu per satu, tentu tidak akan terhitung semua. Tapi memang mata hawa nafsu adalah buta.

Kelima, memikirkan buruknya bentuk perbuatan yang diperintahkan nafsu kepadanya, meski keburukantersebut nyata. Sehingga jiwanya menjadi mulia dengan tidak minum dari kolam tempat minum anjing dan srigala, sebagaimana diungkapkan:
Akan aku tinggalkan hubungan denganmu demi kemuliaan dan kehormatan karena hinanya teman-teman yang ada di sana

Ada pula yang menyatakan:
Jika lalat mengerubuti makanan
Tanganku melepaskannya meskipun hatiku menginginkannya
Singa-singa pun menghindari mendatangi genangan air
Apabila anjing telah menjilatnya


(Disadur dari kitab ‘Uddatush Shaabirin wa Dzakhiiratusy Syaakiriin – dalam buku Taman Orang Yang Dicintai, Mutiara Hikmah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah karya Manshur bin Abdul Aziz Al-Ujayyan).
Tag : Hikmah
0 Komentar untuk "Hikmah Ibnu Qoyyim; Agar Bisa Bershabar"

Back To Top