Gerakan sosial kemanusiaan di Kabupaten Sambas, dengan menggerakan motivasi untuk bersedekah membantu sesama di Kabupaten Sambas. Ini Tentang kisah anak-anak yang tak sekolah, hutang yang tak terbayar, kemiskinan yang terbiarkan ...

Hikmah Ibnu Qoyyim: Bagaimana Cinta Karena Allah

Bagaimana Cinta Karena Allah
Rasa cinta bagaikan sebuah pohon di dalam hati, yang akarnya berupakepatuhan kepada yang dicintainya. Batangnya adalah ma’rifah kepadanya dan cabangnya adalah rasa takut kepadanya.

Dedaunannya adalah rasa malu terhadapnya dan buah-buahannya adalah ketaatan kepadanya. Pupuknya adalah selalu ingat kepadanya. Adapun kecintaannya yang tidak memiliki semua faktor di atas adalah suatu kecintaan yang belum sempurna.

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa telah menjelaskan tentang diriNya sendiri bahwasanya dia mencintai hambaNya yang beriman, dan mereka pun mencintaiNya dengan kecintaan yang amat sangat. Dia pun menjelaskan bahwa DiriNya adalah Al-Wadud, yang maksudnya adalah mencintai dengan tulus, sebagaimana yang dikatakan oleh A-Bukhari. Al-Wuddu artinya kecintaan yang murni, dan Dia mencintai hamba-hambaNya yang beriman dan mereka juga mencintainya dengan tulus.

Al-bukhari telah meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari Anas bin Malik r.a., bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang apa yang telah didengarnya dari Rabbnya, bahwa Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman – yang artinya - :
“Barangsiapa mengejek waliKu, berarti ia telah mengumumkan peperangan terhadapku. HambaKu akan senantiasa mendekat kepadaKu dengan berbagai kewajiban yang diwajibkan atasnya dan senantiasa mendekat kepadaKu dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Apabika Aku mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengaran yang dipakainya untuk mendengar, penglihatan yang digunakannya untuk melihat, tangan yang dipergunakannya untuk memukul, kaki yang digunakannya untuk melangkah. DenganKu ia mendengar, denganKu ia melihat, denganKu ia memukul dan denganKu pula ia melangkah. Apabila ia meminta niscaya akan Aku beri. Apabila memohon perlindungan niscaya Aku lindungi. Aku sama sekali tidak ragu melakukannya, sebagaimana keraguanKu untuk mencabut nyawa seorang hambaKu yang beriman yang tidak suka kematian dan Aku pun tidak suka menyakitinya, sedangkan kematiannya sudah merupakan suatu keharusan.”

Dalam kitab Shahihain diriwayatkan dari haditsAbu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Malaikat Jibril menyeru, ‘Sesungguhnya Allah telah mencintai fulan, maka cintailah dia’. Maka seluruh penghuni langit mencintainya, kemudian dijadikan baginya kecintaan di bumi. Dan apabila Allah memurkai seorang hamba, Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku memurkai fulan, maka murkailah ia’. Kemudian Jibril menyerudi langit, ‘Sesungguhnya Allah telah memurkai fulan, maka murkailah ia’. Kemudian dijadikan di bumi kebencian baginya.”

Dalam hadits Miqdad bin Ma’di Karib r.a. bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika seorang lelaki mencintai saudaranya, hendaknya ia menyatakan kepadanya bahwa ia mencintainya.” (HR. Al-Bukhari).

Seorang lelaki bertanya kepada Muadz bin Jabal, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah”. Maka ia menjawab, “Semoga Allah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintaiku karenaNya.”

Dalam kitab Sunan Abu Daud diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian datang seorang lelakidan berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai dia”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engjau sudah memberitahukan kepadanya?” Ia menjawab, “Belum”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beritahukan kepadanya”. Maka laki-laki tersebut mendekatinya dan berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa”. Dan orang itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintaiku karenaNya”.

Dalam kitab Shahih Muslim diriwayatkan haditsdari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada seorang lelaki mengujungi saudaranya di desa lain. Kemudian Allah mengirimkan malaikan untuk mencegatnya dalam perjalanannya. Ketika bertemu, malaikat itu bertanya, ‘Mau ke mana kamu?’ Ia menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini’. Malaikat itu bertanya, ‘Apakah engkau mempunyai suatu kepentingan yang telah dijanjikannya?’ Iamenjawab, ‘Tidak, akan tetapi aku mengunjunginya karena aku mencintainya karena Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa”. Malaikat itu berkata: ‘Ketahuilah, aku adalah utusan Allah kepadmu untuk memberitahukan kepadamu bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu karenaNya”.


(Disadur dari kitab Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaaqiin – dalam buku Taman Orang Yang Dicintai, Mutiara Hikmah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah karya Manshur bin Abdul Aziz Al-Ujayyan).
Tag : Hikmah
0 Komentar untuk "Hikmah Ibnu Qoyyim: Bagaimana Cinta Karena Allah"

Back To Top