Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman- yang
artinya - :”Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka,
yaitu (bermacam-macam nikmat0 yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(As-Sajadah: 17).
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman (dalam
hadits Qudsi), “Aku telah menyediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih,
(Surga) yang tidak pernah ada mata yang telah melihatnya dan tidak pernah pula
terbayang dalam hati manusia, sebagai simpanan bagi mereka.” Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat: ”Seorangpun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
nikmat0 yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan.”(Al-Mukminun: 17).
Dalam
kitab Shahih Al-Bukhari, Sahl bin Sa’d berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:’Tempat cambuk diSurga lebih baik daripada
dunia dan seisinya’.”
Betapa kita bayangkan sebuah rumah yang dibangun Allah Subhaanahu
Wa Ta'aalaa dengan tanganNya, dan menjadikannya sebagai tempat bagi
orang-orang yang dikasihiNya, mengisinya dengan rahmat, kebaikan dan
keridhaanNya. Kenikmatan Surga disebutkanNya sebagai kemenangan yang agung,
segala bentuk kebaikan ada di dalamnya, dan Dia telah mensucikannya dari
kotoran, cela dan kekurangan.
Jika
engkau menanyakan tentang bagaimana bumi dan tanahnya, sesungguhnya buminya dan
tanahnya adalah minyak kesturi dan za’faran.
Bila
engkau menanyakan tentang atapnya, maka sesungguhnya atapnya adalah ‘Arsy Dzat
Yang Maha Pengasih.
Bila
engkau menanyakan tentang lantainya, maka sesungguhnya lantainya adalah
kesturi.
Bila
engkau menanyakan tentang pasirnya, maka sesungguhnya pasirnya adalah permata
dan batu-batu mulia.
Bila
engkau menanyakan tentang bangunannya, maka sesungguhnya bangunannya terbuat
dari perak dan emas.
Bila
engkau menanyakan tentang pepohonannya, maka sesungguhnya batangnya terbuat
emas dan perak, bukan dari kayu dan ranting.
Bila
engkau menanyakan tentang buah-buahannya, maka sesungguhnya buah-buahannya
seperti tilal yang lebih empuk dari mentega dan lebih manis dari madu.
Bila
engkau menanyakan tentang dedaunannya, maka sesungguhnya dedaunannya terbuat
dari sutra tipis yang terindah.
Bila engkau
menanyakan tentang sungai-sungainya, maka sesungguhnya sungainya terdiri dari
air susu yang tidak akan berubah rasanya, dari tuak yang nikmat dari yang
meminumnya dan dari air madu pilihan.
Bila
engkau menanyakan tentang makanannya, maka sesungguhnya makanannya terdiri dari
buah-buahan yang bisa mereka pilih sesukanya dan daging burung yang
membangkitkan selera.
Bila
engkau menanyakan tentang minumannya, maka sesungguhnya minumannya adalah
tasnim, zanjabil dan kafur.
Bila
engkau menanyakan tentang bejana-bejananya, maka sesungguhnya bejananya terbuat
dari perak yang sejernih kaca.
Bila
engkau menanyakan tentang pintu-pintunya dan luasnya, maka sesungguhnya antara
dua sisinya lebar sekali seperti menempuh perjalanan selama wmpat puluh tahun.
Bila
engkau menanyakan tentang kenikmatan tambahan dari Dzat Yang Maha Perkasa, maka
sesungguhnya kenikmatan tersebut berupa hari dimana wajah Allah Subhaanahu
Wa Ta'aalaa jauh dari permisalan dan penyerupaan ditampakkan, sebagaimana
melihat matahari di siang bolong dan bulan di saat bulan purnama.
Betapa
indah kedengarannya ungkapan-ungkapan ini. Betapa nikmat mata orang-orang baik
yang bisa melihat kepada wajah Dzat Yang Maha Mulia di akhirat. Betapa hinanya
orang-orang yang kembali dengan penuh kerugian.
“Wajah-wajah
(orang-orang mu’min) pada waktu itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka
melihat. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa
akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dasyat.” (Al-Qiyamah: 22 –
25).
Marilah
kita mencapai Surga-surga ‘Adn,
Karena
ia merupakan tempat kembali yang utama dan di dalamnya terdapat tempat berteduh
Akan
tetapi kita tertawan musuh
Haruskah
kitakembali ke negeri kita dan menyerah ?
(Disadur
dari kitab Haadil Arwah Ilaa Bilaadil Afraah – dalam buku Taman
Orang Yang Dicintai, Mutiara Hikmah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah karya Manshur
bin Abdul Aziz Al-Ujayyan).
Tag :
Hikmah
0 Komentar untuk "Hikmah Ibnu Qoyyim : Bagaimana Nikmatnya Surga?"