Gerakan sosial kemanusiaan di Kabupaten Sambas, dengan menggerakan motivasi untuk bersedekah membantu sesama di Kabupaten Sambas. Ini Tentang kisah anak-anak yang tak sekolah, hutang yang tak terbayar, kemiskinan yang terbiarkan ...

Hikmah Ibnu Qoyyim : Bagaimana Nikmatnya Surga?

Nikmatnya Surga
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman- yang artinya - :”Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat0 yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(As-Sajadah: 17).

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman (dalam hadits Qudsi), “Aku telah menyediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih, (Surga) yang tidak pernah ada mata yang telah melihatnya dan tidak pernah pula terbayang dalam hati manusia, sebagai simpanan bagi mereka.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat: ”Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat0 yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(Al-Mukminun: 17).

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Sahl bin Sa’d berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:’Tempat cambuk diSurga lebih baik daripada dunia dan seisinya’.”
Betapa kita bayangkan sebuah rumah yang dibangun Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dengan tanganNya, dan menjadikannya sebagai tempat bagi orang-orang yang dikasihiNya, mengisinya dengan rahmat, kebaikan dan keridhaanNya. Kenikmatan Surga disebutkanNya sebagai kemenangan yang agung, segala bentuk kebaikan ada di dalamnya, dan Dia telah mensucikannya dari kotoran, cela dan kekurangan.

Jika engkau menanyakan tentang bagaimana bumi dan tanahnya, sesungguhnya buminya dan tanahnya adalah minyak kesturi dan za’faran.

Bila engkau menanyakan tentang atapnya, maka sesungguhnya atapnya adalah ‘Arsy Dzat Yang Maha Pengasih.

Bila engkau menanyakan tentang lantainya, maka sesungguhnya lantainya adalah kesturi.

Bila engkau menanyakan tentang pasirnya, maka sesungguhnya pasirnya adalah permata dan batu-batu mulia.

Bila engkau menanyakan tentang bangunannya, maka sesungguhnya bangunannya terbuat dari perak dan emas.

Bila engkau menanyakan tentang pepohonannya, maka sesungguhnya batangnya terbuat emas dan perak, bukan dari kayu dan ranting.

Bila engkau menanyakan tentang buah-buahannya, maka sesungguhnya buah-buahannya seperti tilal yang lebih empuk dari mentega dan lebih manis dari madu.

Bila engkau menanyakan tentang dedaunannya, maka sesungguhnya dedaunannya terbuat dari sutra tipis yang terindah.

Bila engkau menanyakan tentang sungai-sungainya, maka sesungguhnya sungainya terdiri dari air susu yang tidak akan berubah rasanya, dari tuak yang nikmat dari yang meminumnya dan dari air madu pilihan.

Bila engkau menanyakan tentang makanannya, maka sesungguhnya makanannya terdiri dari buah-buahan yang bisa mereka pilih sesukanya dan daging burung yang membangkitkan selera.
Bila engkau menanyakan tentang minumannya, maka sesungguhnya minumannya adalah tasnim, zanjabil dan kafur.

Bila engkau menanyakan tentang bejana-bejananya, maka sesungguhnya bejananya terbuat dari perak yang sejernih kaca.

Bila engkau menanyakan tentang pintu-pintunya dan luasnya, maka sesungguhnya antara dua sisinya lebar sekali seperti menempuh perjalanan selama wmpat puluh tahun.

Bila engkau menanyakan tentang kenikmatan tambahan dari Dzat Yang Maha Perkasa, maka sesungguhnya kenikmatan tersebut berupa hari dimana wajah Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa jauh dari permisalan dan penyerupaan ditampakkan, sebagaimana melihat matahari di siang bolong dan bulan di saat bulan purnama.

Betapa indah kedengarannya ungkapan-ungkapan ini. Betapa nikmat mata orang-orang baik yang bisa melihat kepada wajah Dzat Yang Maha Mulia di akhirat. Betapa hinanya orang-orang yang kembali dengan penuh kerugian.

Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada waktu itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dasyat.” (Al-Qiyamah: 22 – 25).

Marilah kita mencapai Surga-surga ‘Adn,
Karena ia merupakan tempat kembali yang utama dan di dalamnya terdapat tempat berteduh
Akan tetapi kita tertawan musuh
Haruskah kitakembali ke negeri kita dan menyerah ?

(Disadur dari kitab Haadil Arwah Ilaa Bilaadil Afraah – dalam buku Taman Orang Yang Dicintai, Mutiara Hikmah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah karya Manshur bin Abdul Aziz Al-Ujayyan).


Tag : Hikmah
0 Komentar untuk "Hikmah Ibnu Qoyyim : Bagaimana Nikmatnya Surga?"

Back To Top