Gerakan sosial kemanusiaan di Kabupaten Sambas, dengan menggerakan motivasi untuk bersedekah membantu sesama di Kabupaten Sambas. Ini Tentang kisah anak-anak yang tak sekolah, hutang yang tak terbayar, kemiskinan yang terbiarkan ...

Hikmah Larangan Berlebih - Lebihan

Hikmah Larangan Berlebih-lebihan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencela orang yang berlebih-lebihan dalam agama dan mengkhabarkan tentang kehancuran mereka dengan sabdanya:
“Ketahuilah, kehancuran bagi orang yang berlebih-lebihan, ketahuilah, kehancuran bagi orang yang berlebih-lebihan, ketahuilah, kehancuran bagi orang yang berlebih-lebihan.” (HR. Muslim dan Abu Daud).
Para sahabat adalah orang-orang yang hampir tidak pernah mengada-ada, karena mengikuti petunjuk Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman:
“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas da’wahku;dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.” (Shad: 86).
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barangsiapa berkehendak untuk mengikuti, maka hendaknya ia mengikuti yang telah meninggal, kerena orang yang hidup tidak lepas dari adanya fitnah. Mereka adalah sahabat Muhammad, umat yang paling afdhal. Paling baik hati, paling berilmu, paling tidak pernah mengada-ada. Allah telah memilih mereka untuk menyertai NabiNya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan turut menegakkan agamaNya. Maka akuilah keutamaan mereka, ikutilah cara hidup dan sejarah mereka. Sesungguhnya mereka berada dalam petunjuk yang lurus.”
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Suatu ketika kami bersama Umar radhiyallahu ‘anhu, saya mendengarkannya berkata: ‘Kami dilarang untuk mengada-ada’.”
Imam Malik raĥimahullah berkata: “Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggariskan dan meninggalkan beberapa perkara. Mengikuti peninggalannya merupakan pembenaran terhadap Kitabullah dan penyempurna ketaatan kepada Allah serta merupakan kekuatan atas agama Allah. Tidak seorangpun yang berhak menggantinya atau menoleh pada aturan yang menentangnya. Barangsiapa mengikutinya maka ia termasuk yang mendapat petunjuk. Barangsiapa meminta pertolongan dengannya, niscaya ia akan tertolong. Dan barangsiapa mengingkarinya dan mengikuti jalan selain jalan orang-orang mukmin, maka Allah akan menghukumnya dengan apa yang diikutinya. Dan menempatkannya di Neraka Jahannam, dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.”
Imam Malik raĥimahullah berkata: “Saya mendapat khabar bahwa Umar bin Khaththab berkata: ‘Telah digariskan bagi kalian suatu ketentuan, diwajibkan kepada kalian beberapa kewajiban dan kalian telah ditinggalkan dalam keadaan yang jelas, kecuali apabila kalian menyeleweng dengan manusia ke kiri dan ke kanan’.”
Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memurkai orang yang berlebih-lebihan, hingga suatu saat beliau berpuasa terus menerus bersama mereka hingga terlihat hilal, dan beliau bersabda:
“Apabila hilal terlambat munculnya, niszaya aku akan teruskan puasa hingga orang-orang yang berlebih-lebihan itu tidak mampu melaksanakannya, sebagai hukuman atas mereka.: (HR. Al-Bukhari).
Wallahu A’lam.
(Disadur dari kitab Ighaatsaatul Lahfaan Min Mashaa‘idisy Syaithaan – dalam buku Taman Orang Yang Dicintai, Mutiara Hikmah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah karya Manshur bin Abdul Aziz Al-Ujayyan).

Tag : Hikmah
0 Komentar untuk "Hikmah Larangan Berlebih - Lebihan"

Back To Top